Selasa, 03 Juni 2014

John Legend - All Of Me

[Verse 1:]
What would I do without your smart mouth
Drawing me in, and you kicking me out
Got my head spinning, no kidding, I can't pin you down
What's going on in that beautiful mind
I'm on your magical mystery ride
And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright

[Bridge:]
My head's under water
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind

[Chorus:]
'Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
'Cause I give you all, all of me
And you give me all, all of you, oh

[Verse 2:]
How many times do I have to tell you
Even when you're crying you're beautiful too
The world is beating you down, I'm around through every mood
You're my downfall, you're my muse
My worst distraction, my rhythm and blues
I can't stop singing, it's ringing, in my head for you

[Bridge:]
My head's under water
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind

[Chorus:]
'Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
'Cause I give you all of me
And you give me all, all of you, oh

Give me all of you
Cards on the table, we're both showing hearts
Risking it all, though it's hard

[Chorus:]
'Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
'Cause I give you all of me
And you give me all of you

I give you all, all of me
And you give me all, all of you, oh

Minggu, 01 Juni 2014

Pharrell Williams - Happy

[Verse 1:]
It might seem crazy what I’m about to say
Sunshine she’s here, you can take a break
I’m a hot air balloon that could go to space
With the air, like I don’t care baby by the way

[Hook:]
Because I’m happy
Clap along if you feel like a room without a roof
Because I’m happy
Clap along if you feel like happiness is the truth
Because I’m happy
Clap along if you know what happiness is to you
Because I’m happy
Clap along if you feel like that’s what you wanna do

[Verse 2:]
Here come bad news talking this and that, yeah,
well, give me all you got, and don’t hold back, yeah,
well, I should probably warn you I’ll be just fine, yeah,
no offense to you, don’t waste your time
Here’s why

[Hook]

Hey, come on

[Bridge:]
(happy)
bring me down
can't nothing bring me down
my level's too high
bring me down
can't nothing bring me down
i said (let me tell you now)
bring me down
can't nothing bring me down
my level's too high
bring me down
can't nothing bring me down
i said

[Hook 2x]

Selasa, 27 Mei 2014

10 Nasehat Rasulullah Kepada Putrinya Fatimah


"Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan perkara yang pertama kali di tanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat 5 waktu dan ketaatanya terhadap suami" (HR.Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)
Ada 10 wasiat Rasulullah SAW kepada putrinya Fatimah binti Rasulullah. 10 wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah.

Wasiat tersebut adalah:

1). Ya, Fatimah kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.

2). Ya, Fatimah kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya,niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka 7 tabir pemisah.

3). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaianya, melainkan Allah menetapkan pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahanya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5). Ya, Fatimah, yang lebih utama dari keutamaan diatas adalah keridhoan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,maka akt tidak akan mendo'akanmu. Ketahuilah, Wahai Fatimah. Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6). Ya, Fatimah. Apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasakan sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Setelah seorang wanita melahirkan kandunganya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia di lahirkan dari kandungan ibunya. Apabila seorang wanita meninggal dunia ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun dan akan di anggap sebagai mati syahid. Di dalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman syurga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala 1000 orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu Malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas,melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala 100 kali beribadah haji dan umrah.

8). Ya Fatimah, Tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih sayang(rahmat).

9). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para Malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang membantu meminyaki kepala suaminya dan menyisir rambutnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman dari air syurga yang di kemas indah yang di datangkan dari sungai-sungai Syurga. Dan Allah mempermudah sakaratul maut baginya, bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqin dengan selamat.

Aisyah dan Kecerdasan Intelektual Muslimah Sejati

Ummahatul Mukminin, Aisyah ra. Siapa yang tak mengenal beliau?Istri kesayangan Rasulullah Saw. Satu hal yang membuatnya menjadi kecintaan Rasul Allah Swt ini adalah kecerdasan dan keluasan wawasannya. Seperti apakah kecerdasan beliau yang pada akhirnya menjadikannya sebagai rujukan berbagai cabang ilmu, terutama hadist? Berikut akan penulis paparkan kisah ringkas Aisyah ra. dan kecerdasan intelektual yang sudah seharusnya dimiliki muslimah.
Aisyah lahir pada bulan Syawal tahun ke-9 sebelum hijrah atau bulan Juli 614 M, atau tahun ke-5 kerasulan Muhammad Saw. Sejak kecil, Aisyah tidak pernah mendengarkan suara kemusyrikan dan kekafiran di rumahnya. Kecerdasan Aisyah sendiri sudah terlihat sejak kecil, diantaranya:
a. Mampu mengingat dengan baik apa yang terjadi pada masa kecilnya, termasuk hadist-hadist yang didengarnya dari Rasulullah Saw;
b. Mampu memahami, meriwayatkan, menarik kesimpulan serta memberikan penjelasan detail hukum fiqih yang terkandung di dalam hadist;
c. Sering menjelaskan hikmah-hikmah dari peristiwa yang dialaminya pada masa kecil;
d. Mampu mengingat dan memahami rahasia-rahasia hijrah secara terperinci hingga bagian-bagian terkecilnya.

Rasulullah Saw. menikahi Aisyah ra.

Ada suatu kisah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebelum Rasulullah Saw meminang Aisyah, “Sebelum menikahimu, aku pernah melihatmu dua kali di dalam mimpi. Aku melihat malaikat membawa secarik kain yang terbuat dari sutra. Kukatakan padanya, ‘Singkapkanlah’. Malaikat itu pun menyingkapnya. Dan ternyata kain itu memuat gambarmu. Lalu kukatakan, ‘Jika ini merupakan ketentuan Allah, maka Dia pasti akan membuatnya terjadi’. Pada kesempatan lain, aku kembali melihatnya datang membawa secarik kain yang terbuat dari sutra. Maka kukatakan, ‘Singkaplah’. Dan ternyata kain itu memuat gambarmu. Lalu aku berkata, ‘Jika ini merupakan ketentuan Allah, maka Dia pasti akan membuatnya terjadi’.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad). Tujuan paling dasar dari pernikahan Aisyah dengan Rasulullah Saw. adalah untuk mengukuhkan hubungan antara kekhalifahan dan kenabian. Aisyah memang menikah di usia yang masih sangat dini. Namun, keputusan Rasulullah Saw untuk menikahi Aisyah di usia dini tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan, kematangan, dan kedewasaan berpikir Aisyah memang mencapai sebuah tingkat yang mengagumkan. Sulaiman An Nadawi menyebutkan pula bahwa pribadi-pribadi cemerlang yang memiliki bakat dan potensi tinggi untuk mengembangkan kemampuan intelektual mereka, biasanya juga cenderung untuk mencapai kematangan fisik lebih cepat daripada orang-orang biasa.
Dikisahkan oleh Ummu Athiyyah, “Rasulullah Saw. datang meminang Aisyah binti Abu Bakar yang masih kanak-kanak. Ketika itu, Aisyah sedang bermain. Tiba-tiba pengasuhnya datang, memegang tangan Aisyah, lalu mengajaknya pulang. Sebelum dinikahkan, Aisyah terlebih dahulu didandani dan dibri hijab. Setelah itu, barulah Abu Bakar menikahkannya dengan Rasulullah Saw.

Berumah tangga bersama Rasulullah Saw.

Aisyah ra. baru hidup bersama Rasulullah Saw. ketika berada di Madinah. Setelah sembuh dari penyakit yang diderita akibat iklim Madinah yang tidak bersahabat, Aisyah segera dipersiapkan dan dididik untuk menjalani kehidupan berumah tangga. Aisyah merupakan perempuan satu-satunya yang menjalani kehidupan berumah tangga bersama Rasulullah Saw. di usianya yang sangat tepat untuk belajar dan menuntut ilmu.
Persamaan Aisyah dengan ayahandanya, Abu Bakar, adalah kecerdasan otak dan kematangan berpikir. Aisyah mempelajari sastra dan genealogi pun dari Abu Bakar. Aisyah dikenal memiliki kecerdasan dalam menyampaikan gagasan dengan gaya bahasa yang indah. Aisyah mulai belajar menulis dan membaca, termasuk membaca Al Qur’an setelah berumah tangga bersama Rasulullah Saw. Aisyah mempelajari ilmu-ilmu keagamaan seperti penyempurnaan kemanusiaan, pemurnian akhlak, pengetahuan tentang prinsip-prinsip agama dan rahasia-rahasia syariat, pengertian tentang hukum-hukum dan maslahat-maslahat keagamaan serta ilmu tentang Al Qur’an dan As Sunnah. Selain itu, Aisyah juga menguasai ilmu-ilmu sejarah dan pengobatan.

Semangat Aisyah ra. dalam Belajar bersama Rasulullah Saw.

Meski telah berumah tangga bersama Rasulullah Saw., Aisyah tidak memiliki waktu khusus dalam belajar. Apabila ada persoalan yang tidak ia pahami atau tidak ia dengar dengan baik, Aisyah selalu menanyakannya kepada Rasulullah Saw. Aisyah memiliki rasa ingin tahu yang besar, suka mengajukan pertanyaan dan tiada pernah puas sebelum persoalannya selesai, bahkan melacak setiap hal dengan sangat detail. Beberapa peristiwa yang membuktikan semangat dalam belajar diantaranya:
1. Tentang amal perbuatan, Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa dihisab, maka ia akan disiksa”. Aisyah kemudian bertanya, “Bukankah Allah Swt. telah berfirman, “Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah” (QS. 84: 8)?”. Rasulullah Saw. menjawab, “Kemudahan itu hanya terjadi saat amal perbuatan ditampakkan. Tetapi setiap orang yang amal perbuatannya dipersoalkan, ia pasti celaka” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Abu Dawud)
2. Tentang nasib orang-orang kafir yang melakukan amal kebaikan di dunia. Aisyah bertanya, apakah mereka juga memperoleh pahala?Rasulullah Saw. menjawab, “Wahai Aisyah, ia tidak pernah berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosanya pada hari Kiamat” (HR Muslim, Ibnu Hibban, Hakim dan Ahmad)
3. Tentang jihad bagi wanita. Aisyah bertanya, “Apakah perempuan juga wajib berjihad?” Rasulullah Saw. menjawab, “Jihad bagi kaum perempuan adalah melaksanakan ibadah haji” (HR Bukhari, Nasa’i dan Ibnu Majah).
Aisyah pun pernah mengajukan pertanyaan yang dapat membuat Rasulullah Saw. marah. Namun, karena rasa cinta dan sayang Rasulullah Saw. membuat beliau tidak pernah merasa jengkel menghadapi pertanyaan-pertanyaan Aisyah. Tanpa semangat dan keberanian Aisyah, umat Islam tidak mungkin mendalami tentang hakikat kenabian. Rasulullah Saw. membimbing Aisyah agar mampu menanggung beban berat sebagai seorang istri Nabi dan duta pertama Rasulullah Saw. kepada kaum muslimah. Aisyah pun mempelajari semua ilmu dengan telinga terbuka, dan hati sadar, juga mengamalkan ajaran-ajaran secara tekun dan konsisten.
Semoga kita mampu meneladani semangat Aisyah ra. dalam menuntut ilmu, utamanya ilmu-ilmu agama. Wallahu’alam…

= Tokoh- tokoh Wanita Islam Zaman Rasulullah =


Islam memposisikan wanita pada kedudukan yang mulia. Wanita diibaratkan sebagai tiang kehidupan sebuah bangsa, negara bahkan agama. Jika baik para wanitanya, maka baiklah bangsa dan negara itu, demikian pula sebaliknya. Di dalam sejarah, kita mengenal adanya tokoh-tokoh wanita Islam yang memberikan kontribusi yang cukup besar pada perjuangan dakwah Islam kala itu. Bahkan sampai hari ini, peran dan kontribusi tokoh-tokoh wanita Islam masih sangat dibutuhkan.
Di dalam Islam, wanita memiliki peran yang cukup beragam dalam kehidupan. Wanita tak hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga yang baik, para wanita juga memiliki kiprah dan tuntutan peran yang dibutuhkan oleh lingkungan masyarakatnya.
Berikut ini beberapa tokoh-tokoh wanita Islam yang cukup memberi kontribusi perjuangan Islam dalam berbagai aspek;
  • Siti Khadijah
Diantara tokoh-tokoh wanita Islam, Siti Khadijah merupakan wanita yang memiliki perjuangan luar biasa terhadap perkembangan Islam. Siti Khadijah telah memberikan dukungan luar biasa terhadap Rasulullah pada masa awal-awal kenabiannya. Tak hanya dukungan moril, sebagai wanita yang kaya raya, Siti Khadijah juga menafkahkan hartanya untuk perjuangan dakwah Islam. Ia juga dikenal sebagai wanita yang pertama kali masuk Islam. Sebagai istri, Siti Khadijah adalah contoh dari seorang istri. Bahkan seorang Siti Aisyah (istri Rasulullah) pun mengaku cemburu terhadap Siti Khadijah.
  • Siti Aisyah
Aisyah dikenal sebagai seorang wanita yang sangat cerdas. Kemampuannya dalam menghafal ribuan hadis telah membuktikan dedikasi terhadap Islam dalam hal intelektualitas. Masing-masing tokoh wanita Islam memiliki karakteristik yang khas dalam berbagai bidang dalam mendukung perjuangan Islam.
  • Sumayyah
Sumayyah cukup dikenal sebagai tokoh wanita yang diakui jihadnya. Beliau adalah wanita yang pertama kali syahid di jalan Allah. Sumayyah dan suaminya Yassir menolak permintaan kaum kafir Quraisy untuk meninggalkan Islam. Akibat sikapnya itu, Sumayyah dibunuh dengan tombak oleh kaum kafir.
  • Nusaibah, Sijago Pedang
Rasulullah SAW yang Mulia, berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang wanita mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang Pemimpin orang-orang beriman.
Kata Rasulullah SAW.kemudian, “Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada perrempuran Uhud kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka’ab berperang membelaku.”
Memang Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju memutar-mutarkan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah.
Nusaibah adalah satu dari dua wanita yang bergabung dengan 70 orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu Rasulullah menasehati mereka, “Jangan mengalirkan darah dengan sia-sia.”
Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah SAW berdiri tanpa perisai. Seorang muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, “Berikan perisaimu kepada yang berperang”. Lelaki itu melemparkan perisainya, yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: “…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah SAW. yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah SAW, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah SAW dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka.”
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, “Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.’ Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibnu Qumaiah memukulku.”
Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, “Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surga!” Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, “Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini.”
Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.
  • The Black Rider, Khaulah Binti Azur
Ksatria Berkuda Hitam! Itulah sosok Khaulah binti Azur. Seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.
Dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, diriwayatkan, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Bagai singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.
Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwaThe Black Rider, si penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!
Keberanian Khaulah kembali teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, “Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Di mana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!”
Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. “Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.
Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh!
  • Nailah, Si Cantik yang Pemberani
Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: “Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku”. Subhanallah!
Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur’an. Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, “Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka.”
Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata Nailah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, “Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!”
Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!
Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.
Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, “Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur’an dalam rangkaian rakaat.”
  • Rufaidah binti Sa’ad, Perawat Islam Pertama
Sebagai seorang muslim, kita juga mempunyai tokoh yang menjadi pelopor dunia keperawatan Islam. Ia adalah Rufaidah binti Sa’ad, yang merupakan perawat Islam pertama sejak zaman Rasulullah. Rufaidah binti Sa’ad merupakan perawat muslim pertama di zaman Rasulullah SAW. Wanita berhati mulia ini bernama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al Khazraj. Beliau lahir di Yastrib dan tinggal di Madinah. Rufaidah termasuk kaum Anshar, yaitu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah Islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.
Ketika perang Badr, Uhud, Khandaq, dan perang khaibar, Rufaidah menjadi sukarelawan yang merawat sahabat yang terluka akibat perang. Beberapa kelompok wanita dilatihnya untuk menjadi perawat. Dalam perang Khaibar, mereka minta ijin kepada Rasulullah Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran agar dapat merawat mereka yang terluka, dan Rasulullah SAW mengijinkannya. Ketika damai, Rufaidah membangun tenda di luar Masjid Nabawi untuk merawat kaum muslimin yang sakit. Kemudian berkembang, dan berdirilah Rumah Sakit lapangan yang terkenal saat perang, dan Rasulullah SAW sendiri memerintahkan sahabat yang terluka dirawat olehnya. Tercatat pula dalam sejarah saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa’ad bin Ma’adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil

Kamis, 22 Mei 2014

KH.HASYIM ASY'ARI


Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie - bagian belakangnya juga sering dieja Asy'ari atau Ashari (lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun; 4 Jumadil Awwal 1292 H- 6 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren ia dijuluki dengan sebutan "Hadratus Syeikh" yang berarti maha guru.


Keluarga

K.H Hasjim Asy'ari adalah putra ketiga dari 10 bersaudara. Ayahnya bernama Kyai Asy'ari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Sementara kesepuluh saudaranya antara lain: Nafi'ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hassan, Anis, Fatanah, Maimunah, Maksum, Nahrawi dan Adnan. Berdasarkan silsilah garis keturunan ibu, K.H. Hasjim Asy'ari memiliki garis keturunan baik dari Sultan Pajang Jaka Tingkir juga mempunyai keturunan ke raja Hindu Majapahit, Raja Brawijaya V (Lembupeteng). Berikut silsilah berdasarkan K.H. Hasjim Asy'ari berdasarkan garis keturanan ibu:
Hasjim Asy'ari putra Halimah putri Layyinah putri Sihah Putra Abdul Jabar putra Ahmad putra Pangeran Sambo putra Pengeran Benowo putra Joko Tingkir (Mas Karebet) putra Prabu Brawijaya V (Lembupeteng)

Pendidikan

K.H. Hasjim Asy'ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, ia berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo.
Pada tahun 1892, K.H. Hasjim Asy'ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Mahfudh at-Tarmisi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.
Di Makkah, awalnya K.H. Hasjim Asy'ari belajar dibawah bimgingan Syaikh Mafudz dari Termas (Pacitan) yang merupakan ulama dari Indonesia pertama yang mengajar Sahih Bukhori di Makkah. Syaikh Mafudz adalah ahli hadis dan hal ini sangat menarik minat belajar K.H. Hasjim Asy'ari sehingga sekembalinya ke Indonesia pesantren ia sangat terkenal dalam pengajaran ilmu hadis. Ia mendapatkan ijazah langsung dari Syaikh Mafudz untuk mengajar Sahih Bukhari, dimana Syaikh Mahfudz merupakan pewaris terakhir dari pertalian penerima (isnad) hadis dari 23 generasi penerima karya ini.. Selain belajar hadis ia juga belajar tassawuf (sufi) dengan mendalami Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah.
K.H. Hasjim Asy'ari juga mempelajari fiqih madzab Syafi'i di bawah asuhan Syaikh Ahmad Katib dari Minangkabau yang juga ahli dalam bidang astronomi (ilmu falak), matematika (ilmu hisab), dan aljabar. Di masa belajar pada Syaikh Ahmad Katib inilah K.H. Hasjim Asy'ari mempelajari Tafsir Al-manar karya monumental Muhammad Abduh. Pada prinsipnya ia mengagumi rasionalitas pemikiran Abduh akan tetapi kurang setuju dengan ejekan Abduh terhadap ulama tradisionalis.
Gurunya yang lain adalah termasuk ulama terkenal dari Banten yang mukim di Makkah yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani. Sementara guru yang bukan dari Nusantara antara lain Syaikh Shata dan Syaikh Dagistani yang merupakan ulama terkenal pada masa itu.

Perjuangan

Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, K.H. Hasjim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.
Pada tahun 1926, K.H Hasjim Asy'ari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.

Karya dan pemikiran

K.H. Hasjim Asy'ari banyak membuat tulisan dan catatan-catatan. Sekian banyak dari pemikirannya, setidaknya ada empat kitab karangannya yang mendasar dan menggambarkan pemikirannya; kitab-kitab tersebut antara lain:
  • Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama'ah: Fi Hadistil Mawta wa Asyrathis-sa'ah wa baya Mafhumis-Sunnah wal Bid'ah (Paradigma Ahlussunah wal Jama'ah: Pembahasan tentang Orang-orang Mati, Tanda-tanda Zaman, dan Penjelasan tentang Sunnah dan Bid'ah)
  • Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin (Cahaya yang Terang tentang Kecintaan pada Utusan Tuhan, Muhammad SAW)
  • Adab al-alim wal Muta'allim fi maa yahtaju Ilayh al-Muta'allim fi Ahwali Ta'alumihi wa maa Ta'limihi (Etika Pengajar dan Pelajar dalam Hal-hal yang Perlu Diperhatikan oleh Pelajar Selama Belajar)
  • Al-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqota'atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan (Penjelasan tentang Larangan Memutus Tali Silaturrahmi, Tali Persaudaraan dan Tali Persahabatan)

Penerimaan Peserta Didik Baru 2014-2015

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam pengawasan dan pembinaan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
MAN Tambakberas menerima peserta didik baru untuk Program Pilihan Peminatan Akademik:
1. Matematika dan Ilmu Alam (MIA):
- Unggulan
- Reguler plus Keterampilan
- Reguler
2. Ilmu-Ilmu Sosial (IIS): Reguler
3. Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya (IIB): Reguler
4. Ilmu-Ilmu Agama (IIA)
Waktu & Tempat Pendaftaran
Pendaftaran dibuka mulai tanggal 14 Juni s.d. 30 Juni 2014
Waktu: Pukul 08.00 – 13.00 WIB
Tempat: Kantor Pusat MAN Tambakberas (PP Bahrul Ulum Tambakberas Jombang) Jln. Merpati Tambakberas Jombang.
Telp. (0321) 862352, Fax. (0321) 855537, SMS Centre 085770109109
Syarat Pendaftaran
1. Mengisi formulir pendaftaran
2. Fotokopi ijazah dan SKHUN MTs/SMP yang telah dilegalisasi sebanyak 2 lembar.
3. Menunjukkan Ijazah dan SKHUN asli.
4. Fotokopi NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) sebanyak 2 lembar.
5. Foto hitam-putih 3 x 4 sebanyak 10 lembar
6. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar.
7. Fotokopi KTP Orangtua.
8. Fotokopi prestasi akademik (sertifikat/piagam) bagi yang memiliki, masing-masing 2 lembar.
9. Fotokopi Akta Kelahiran.
10. Mengisi Pakta Integritas dan Peminatan.
11. Melampirkan Surat Rekomendasi Peminatan dari BP/BK SMP/MTs.
Waktu Tes Seleksi
Tes dilaksanakan pada
- 1 Juli 2014, Khusus Program Pemilihan danPeminatan MIA Unggulan
- 2 Juli 2014, Semua Program Peminatan
- 3 Juli 2014, Tes Psikologi Semua Program
Materi Tes
- Kemampuan Agama (Tulis dan Praktik)
- Potentsi Akademik (Matematika, Sains, dan Bahasa Inggris)
- Wawancara (Khusus Unggulan)
Pada saat tes, peserta wajib membawa pencil 2B (LJK)
Pengumuman hasil tes pada tanggal 9 Juli 2014
Daftar ulang mulai tanggal 9 s.d. 11 Juli 2014

ppdb brosur